Siang hari rasanya melelahkan. Setibanya di rumah Mamoru langsung meneguk segelas air dingin dan merebahkan diri di kasurnya yang empuk. Sejenak ia memejamkan matanya, namun tiba-tiba terlintas bayangan seorang cowok.
Seorang cowok yang ada di masa lalunya. Ya.. Reyhan. Sampai sekarang Mamoru masih membenci cowok itu. Reyhan dulu adalah cowok yang usil, dan nakal, tetapi memang tidak bisa di pungkiri dia memang cowok yang cakep, dan cool banget.
“ARGHH..!” geramnya. “kenapa harus muncul si Reyhan sih..” gerutunya. “mending aku tidur aja.” Kata Mamoru dan mencoba memejamkan mata.
Namun, ketukan pintu membuatnya terbangun. “Siapa ?” Tanya Mamoru sambil tiduran.
“ini bunda sayang, buka pintunya donk.” Kata Bunda yang berdiri dibalik pintu. Mamoru bangun dengan malasnya, dan membuka pintu.
“Lho, kok belum ganti baju ?” Tanya Bunda melihat Mamoru masih mengenakan seragam sekolahnya.
“ntar aja Bun, lagi malas..” kata Mamoru sambil duduk di kasur dan bunda mengikuti dengan duduk di sebelahnya. “ada apa bun ?” Tanya Mamoru.
“Bunda mau minta tolong anterin kue ini buat tetangga baru di seberang rumah.” Kata Bunda sambil memberikan bingkisan kue ke Mamoro.
“Hah ? kenapa Ruru sih Bun ? kenapa nggak bunda aja.” Protes Mamoru yang akrab di panggil Ruru.
“Bunda lagi sibuk di dapur, bentar lagi ayah dateng.” Kata Bunda sambil tersenyum.
“Napa nggak ntar, habis makan siang aja.” Mamoru masih protes dan enggan buat nganter kue Bagiak asli Banyuwangi itu.
“Keburu lupa lho.. ya, bunda minta tolong.” Kata Bunda memohon. “anak cowoknya cakep lho.” Kata Bunda membujuk Mamoru.
“Biar ganteng kaya apa juga, paling-paling playboy.” Jawab Mamoru asal.
“Hussstt..” desis Bunda sambil tertawa.
“males Bunda…” kata Mamoru mengeluarkan sikap manjanya.
“Cuma bentar aja.. dah sekarang kesana.” Kata Bunda sambil menggeret lengan Mamoru.
“Aduh bunda males, ngantuk, capek..” kata Mamoru sambil berjalan tertahan.
“Ayo, dong.. Cuma bentar aja.” Kata Bunda.
“Ganti baju dulu bunda.” Alasan Mamoru.
“kenapa nggak dari tadi gantinya. Nggak usah..!” kata Bunda sedikit kesal.
“Ah, bunda…” kata Mamoru yang akhirnya dengan terpaksa pergi mengantar kue bagiak itu.
***
Ia mengetuk pagar rumah bercat coklat itu. “lama banget sih..!” gerutunya. Ia mengulang mengetuk pagar rumah itu. Terdengar sahutan seorang cowok di dalam rumah.“Iya.. sebentar.” Sahut cowok itu. Mamoru menunggu orang rumah itu membuka pintu sambil membelakangi rumah itu. “ada apa ya?” kata Cowok itu menyapa Mamoru. Seketika Mamoru membalikkan badannya dan melihat seorang cowok berdiri di depannya.
‘Gile… cakep banget ni cowok.. manusia apa malaikat nih..’ kata Batin Mamoru terkagum-kagum melihat ketampanan cowok itu. “Hei…!” sapa cowok itu sambil melambaikan tangan di depan wajah Mamoru yang terbengong-bengong. “kok ngeliatin kaya’gitu ada yang salah ?” Tanya cowok itu.
“Oh.. nggak ada.” Kata Mamoru salting. Sekali lagi Mamoru melihat cowok ini. ‘sepertinya aku pernah liat dia ya…dia mirip banget ama seseorang dech.’ batin Mamoru sambil mengingat-ingat. ‘kok, aku kaya familiar banget ama ni cewek ya.’ Batin cowok ini juga. ‘seperti mirip dengan…’ Cowok ini keceplosan bicara. “Marmut…” kata cowok ini. Seketika Mamoru kaget mendengar nama Marmut di sebut-sebut. Padahal yang memanggilnya Marmut Cuma si Reyhan.
“Tunggu…! Kamu bilang Marmut.” Tegas Mamoru. “JANGAN-JANGAN KAMU…!” kata Mamoru terhenti dan mereka bersamaan menyahut nama lawan bicara masing-masing. “jadi kamu Reyhan..” Kata Mamoru terkejut. “lho kok, kamu pindah ke sini ?” tanyanya masih shock. “ya, pengen aja pindah. Lagian perumahan ini kan bukan punya bapak moyangmu.” Kata Reyhan iseng. “tapi, kenapa mesti pindah kesini sih. Kenapa nggak ke tempat laen aja.”“emang kenapa ? jodoh kali. Hahaha..” katanya bercanda. “Ternyata kamu masih ingat nama orang ganteng kaya aku gini. Hahaha…” kata Reyhan narsis. “amit-amit dech kamu ganteng..” kata Mamoru ketus. “ada apa kamu kesini ?” Tanya Reyhan sok manis. “ini, ada titipan dari bunda buat keluargamu.” Kata Mamoru ketus. “Bundamu, apa kamunya ?” Tanya Reyhan menggoda. “Dari Bunda.. Ih, buat apa aku bawain kue buat kamu. MALES..!” tegasnya.
“masih galak aja neng. Hahaha…” Reyhan semakin menggodanya. “Udah,ah.. gerah lama-lama disini.” Kata Mamoru dan berjalan meninggalkan Reyhan di belakang. “MAKASIH KUENYA..!” teriak Reyhan. Mamoru melihat kebelakang dan langsung berpaling lagi. ‘hahaha…kenapa aku bisa satu perumahan lagi ama Marmut ?’ Reyhan bertanya-tanya dalam hati.
Dulu memang Mamoru dan Reyhan satu perumahan, satu sekolah dan satu kelas. Belum lagi kedua orangtua mereka sangat dekat. Walau gitu bukannya bisa lebih akrab malah jadi perang.
***
Pagi ini ia berharap akan menjadi hari yang menyenagkan. Setelah kemarin ia dikejutkan dengan kepindahan Reyhan ke daerah perumahannya. Sampai pagi ini, ia masih sedikit kesal. Tapi apa boleh buat, dia juga udah pindah ke sana.
“aduh..! kenapa mesti pindah ke perumahan ini sih!” gerutunya. “mang kenapa ‘Ru ?” Tanya Vanani. “masa musuh bebuyutanku, satu perumahan lagi sama aku ?” katanya kesal. “musuh bebuyutan ? siapa ?” Vanani bingung, setahu dirinya. Mamoru nggak punya musuh, tapi ini…
“Reyhan, dia musuh bebuyutanku waktu masih SD. Hobi banget bikin nangis dan ngusilin aku.” Dengan kekesalannya. “ya.. biarin aja. Lagian perumahan itu kan tempat umum. Siapa tau sekarang dia berubah.”
“Dia ? berubah ?” katanya nggak yakin. “nggak mungkin lah.. secara seorang Reyhan berubah.” Kata Mamoru meremehkan. “setiap orang kan pasti berubah,’Ru.” “NGGAK.!” Tegasnya. “buktinya kemaren aku kesana nganterin kue dari bunda, dia nggak berubah masih aja kaya dulu.” Kata Mamoru kesal. “Ya, mungkin belum.” Kata Vanani sambil mengangkat bahu. “siapa tahu kalian jodoh. Hahaha…” Lanjut Vanani sambil tertawa.
“Idih.. amit-amit aku jodoh ama dia.” Hal itu sangat nggak diharapkannya. “eitzz.. jangan gitu ntar suka beneran tau rasa dech.” Vanani masih tertawa melihat ekspresi sohibnya itu. “nggak bakal..” kata Mamoru dengan yakinnya.
Nggak terasa bel udah bunyi, tanda masuk ke kelas. Nggak lama kemudian Pak Yudi datang. Guru sejarah, sekaligus walikelas XII Ips 2.“Selamat pagi anak-anak..” salam Pak Yudi. “Selamat pagi pak…” balas murid-murid. “oh,ya.. hari ini kalian dapat teman baru.” kata Pak Yudi dan kemudian “Reyhan silahkan masuk.” Pak Yudi memanggil nama Reyhan. Mamoru terkejut mendengar nama Reyhan berdesis di telinganya.
Reyhan pun masuk ke kelas. Seketika cewek-cewek langsung terpana dengan murid baru itu. Cowok yang cool, keren, dan cakep. “Reyhan ini pindahan dari Bondowoso.” Kata Pak Yudi memperkenalkan Reyhan. “mungkin ada yang ingin bertanya pada Reyhan ?” Pak Yudi memberikan tawaran. “Udah punya pacar belum ?” Tanya Priti di bangku barisan tengah. Reyhan hanya tersenyum dan yang lainnya hanya bersorak. “HUUUUU…!!!”
“Belum…” kata Reyhan singkat sambil melihat ke arah Mamoru yang duduk di barisan no 4 dari depan. Reyhan nampaknya terkejut juga melihat Mamoru satu kelas lagi dengannya. ‘kenapa ada Mamoru ?’ batinnya. Ia tersenyum pada Mamoru. Mamoru hanya terbengong-bengong melihat Reyhan. ‘Sialan ni cowok pake acara tebar pesona pula.’ Gerutunya. Ia sadar Reyhan melihatnya terbengong-bengong lalu memalingkan wajahnya.
“baiklah..kalo nggak ada yang tanya lagi. Reyhan silahkan duduk di bangku sebelah Mamoru.” Kata Pak Yudi. “TAPI PAK….!!” Kata mereka berdua bersamaan. Anak-anak yang lainnya juga pada bingung melihat ekspresi mereka berdua. “memang ada apa ? ada yang salah ?” tanya Pak Yudi yang kebingungan melihat ekspresi mereka berdua. “nggak salah pak…” kata Reyhan dan melangkah ke bangku yang ditunjuk.
“sepertinya kita memang di takdirkan untuk selalu bertemu.” Bisik Reyhan di meja Mamoru. “Jangan bikin ulah kali ini !” ancam Mamoru. Reyhan hanya tersenyum dan duduk di bangu itu. “Sial..!!” umpat Mamoru. “itu musuh bebuyutanmu ?” tanya Vanani. “Sial banget aku hari ini. Selama dia ada deket ama aku, bisa-bisa setiap hari aku ketiban sial!” omelnya.
“cakep juga ‘Ru..” kata Vanani kecentilan. “Udah ah..” kata Mamoru sambil menoyor kepala Vanani dan tertawa kecil. Reyhan melihat senyuman itu, dan ikut tersenyum. ‘kamu boleh ketawa-ketawa, tapi kita liat aja ntar.’ Batin Reyhan yang udah menyiapkan ide-ide jahil buat Mamoru.
Bersambung....
0 comments:
Post a Comment